Kamis, 14 Maret 2013

Mendinginkan Kosmetik dalam Kulkas, Perlukah?

Akhir-akhir ini teknologi kecantikan pun semakin berkembang dengan terciptanya beragam inovasi dalam dunia kecantikan. Salah satu inovasi yang terbaru adalah kulkas khusus untuk produk kosmetik. Really? Yes, indeed! Kulkas khusus kosmetik ini datang dari LA Closet Design yang memproduksi kulkas tersebut dengan sentuhan yang mewah. Mau tahu harganya? Kalau kamu memang tertarik membelinya, siapkan saja uang $2.075 atau seharga Rp20juta untuk satu buah kulkas super mewah ini. So pricey!

Inovasi ini tentunya didasari dengan kebiasaan perempuan yang suka menyimpan produk kecantikan mereka di kulkas. Cara ini pasti umum dilakukan bagi kamu yang melakukan perawatan ke dokter kulit dan mendapatkan produk perawatan kulit langsung dari racikan sang dokter. Beberapa dokter pasti merekomendasikan untuk menyimpan deretan produk tersebut di dalam kulkas agar lebih terjaga, tetap awet, serta tidak berjamur.

Bagaimana dengan produk yang biasa kita beli dari pasaran? Apakah produk-produk ini juga perlu disimpan di dalam kulkas dengan alasan yang sama layaknya produk kecantikan dari dokter? Menurut Tussy Inggriani, Beauty Specialist dari Oriflame, menjelaskan bahwa tidak semua produk yang perlu penyimpanan seperti ini. “Di Oriflame, produk-produk seperti day cream, nite cream, dan serum itu tidak perlu dimasukan ke dalam kulkas. Satu hal yang penting, penyimpanan rapi dan tidak terkontaminasi udara,” jelasnya kepada FIMELA.


Lalu produk seperti apa yang lebih baik disimpan di dalam kulkas? “Produk yang bisa kamu masukkan ke dalam kulkas itu seperti toner or penyegar,” tambahnya. Mengapa? Karena jika dimasukkan ke dalam kulkas, toner ini pun akan lebih maskimal sebagai penyegar, peringkas pori, dan juga sekaligus mengurangi kelebihan minyak di wajah. Toner yang dimasukkan ke dalam kulkas ini juga akan terasa lebih dingin dan bisa membuat wajah terasa lebih segar. Begitu dikeluarkan, sebaiknya digunakan setelah beberapa saat sesuai dengan suhu ruangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kulit kering dan terjadinya iritasi pada kulit.

Lalu, bagaimana dengan makeup? Apakah ada produk makeup yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas? Tussy pun mengatakan bahwa tidak ada makeup yang seperlu itu untuk dimasukkan ke dalam kulkas. Ada yang bilang kalau cat kuku adalah salah satu produk makeup yang perlu dimasukkan ke kulkas. Jawabannya? Tidak perlu. Menurut Tussy, justru jika cat kuku dimasukkan ke dalam kulkas malah akan membuat cat kuku ini membuat kering. Sama halnya yang terjadi pada lipstik. Kalau parfum? Tahukah kamu, justru parfum sebaiknya tidak seharusnya berada di dalam ruangan yang lebih dingin. “Cukup simpan parfum di dalam suhu ruangan dan kemasannya tertutup rapat,” tutup Tussy.

Nah, sudah tahu kan produk mana yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas, mana yang sebaiknya jangan. Rawat produk kecantikan kamu dengan meletakkannya pada tempat yang seharusnya ya!

Mendinginkan Kosmetik dalam Kulkas, Perlukah?

Akhir-akhir ini teknologi kecantikan pun semakin berkembang dengan terciptanya beragam inovasi dalam dunia kecantikan. Salah satu inovasi yang terbaru adalah kulkas khusus untuk produk kosmetik. Really? Yes, indeed! Kulkas khusus kosmetik ini datang dari LA Closet Design yang memproduksi kulkas tersebut dengan sentuhan yang mewah. Mau tahu harganya? Kalau kamu memang tertarik membelinya, siapkan saja uang $2.075 atau seharga Rp20juta untuk satu buah kulkas super mewah ini. So pricey!

Inovasi ini tentunya didasari dengan kebiasaan perempuan yang suka menyimpan produk kecantikan mereka di kulkas. Cara ini pasti umum dilakukan bagi kamu yang melakukan perawatan ke dokter kulit dan mendapatkan produk perawatan kulit langsung dari racikan sang dokter. Beberapa dokter pasti merekomendasikan untuk menyimpan deretan produk tersebut di dalam kulkas agar lebih terjaga, tetap awet, serta tidak berjamur.

Bagaimana dengan produk yang biasa kita beli dari pasaran? Apakah produk-produk ini juga perlu disimpan di dalam kulkas dengan alasan yang sama layaknya produk kecantikan dari dokter? Menurut Tussy Inggriani, Beauty Specialist dari Oriflame, menjelaskan bahwa tidak semua produk yang perlu penyimpanan seperti ini. “Di Oriflame, produk-produk seperti day cream, nite cream, dan serum itu tidak perlu dimasukan ke dalam kulkas. Satu hal yang penting, penyimpanan rapi dan tidak terkontaminasi udara,” jelasnya kepada FIMELA.


Lalu produk seperti apa yang lebih baik disimpan di dalam kulkas? “Produk yang bisa kamu masukkan ke dalam kulkas itu seperti toner or penyegar,” tambahnya. Mengapa? Karena jika dimasukkan ke dalam kulkas, toner ini pun akan lebih maskimal sebagai penyegar, peringkas pori, dan juga sekaligus mengurangi kelebihan minyak di wajah. Toner yang dimasukkan ke dalam kulkas ini juga akan terasa lebih dingin dan bisa membuat wajah terasa lebih segar. Begitu dikeluarkan, sebaiknya digunakan setelah beberapa saat sesuai dengan suhu ruangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kulit kering dan terjadinya iritasi pada kulit.

Lalu, bagaimana dengan makeup? Apakah ada produk makeup yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas? Tussy pun mengatakan bahwa tidak ada makeup yang seperlu itu untuk dimasukkan ke dalam kulkas. Ada yang bilang kalau cat kuku adalah salah satu produk makeup yang perlu dimasukkan ke kulkas. Jawabannya? Tidak perlu. Menurut Tussy, justru jika cat kuku dimasukkan ke dalam kulkas malah akan membuat cat kuku ini membuat kering. Sama halnya yang terjadi pada lipstik. Kalau parfum? Tahukah kamu, justru parfum sebaiknya tidak seharusnya berada di dalam ruangan yang lebih dingin. “Cukup simpan parfum di dalam suhu ruangan dan kemasannya tertutup rapat,” tutup Tussy.

Nah, sudah tahu kan produk mana yang bisa dimasukkan ke dalam kulkas, mana yang sebaiknya jangan. Rawat produk kecantikan kamu dengan meletakkannya pada tempat yang seharusnya ya!

Mitos dan Fakta tentang Tidur Bersama Anak

James McKenna, seorang profesor antropologi di University of Notre Dame dan direktur Mother-Baby Behavioral Sleep Laboratory mengatakan, tidur bersama anak dapat menjadi pilihan yang baik bagi beberapa keluarga. Kami meminta James memberi penjelasan di balik beberapa mitos yang paling sering kita dengar.

Mitos #1: Tidur dengan anak selalu berbahaya
Takut tidur bersama anak itu biasa. Apalagi mengingat peringatan dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan US Consumer Product Safety Commission yang mengatakan bahwa membiarkan bayi tidur di tempat tidur Anda dapat membuat mereka mengalami SIDS (sindrom kematian bayi mendadak). Tapi ada cara untuk aman tidur bersama.

Definisi tidur bersama anak itu bervariasi, tidak selalu berarti berbagi tempat tidur. "Menempatkan bayi di kamar yang sama atau di samping tempat tidur sudah dianggap tidur bersama," ujar McKenna. Dan meski AAP menyarankan tidak membiarkan bayi di bawah usia satu tahun tidur di tempat tidur Anda, mereka merekomendasikan membiarkan bayi tidur dalam boks yang aman atau keranjang dalam jangkauan tangan Anda sebagai cara mengurangi risiko SIDS pada bayi.

McKenna setuju bahwa bersama dengan bayi Anda sepanjang malam benar-benar dapat membantu melindunginya. "Dengan tidur di samping bayi, ibu akan membantu stabilitas pernapasan bayi... Tidak ada alasan ilmiah yang mengatakan tidur bersama itu tidak baik. Kecelakaan, tentu saja, bisa terjadi. Dan segala hal pasti ada risikonya."

Mitos #2: Tidak ada teman Anda yang melakukannya
McKenna mengatakan bahwa lebih dari 80 persen ibu menyusui tidur bersama anak-anak mereka dan mayoritas orangtua melakukannya pada beberapa waktu tertentu. Jika anak Anda tidur di tempat tidur Anda, Anda bukanlah satu-satunya orang yang melakukannya.

Mitos #3: Bayi yang tidur bersama akan menjadi manja

Tidur di samping mama bukan tentang menjadi manja atau tidak, ujar McKenna. Ini tentang biologi. "Bayi merasa aman ketika berada di samping ibu mereka, terlepas dari apakah sang ibu tidur bersama mereka atau hanya memegangnya," ujarnya. "Bayi dirancang untuk melakukan ini, dan itu penting untuk perkembangan mereka. Mereka bergantung pada ibunya."

Mitos #4: Bayi tidak akan pernah belajar mandiri jika ia tidur bersama ibunya

"Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidur bersama ibunya sering tumbuh menjadi lebih berani dan lebih mandiri daripada bayi yang tidur sendiri," ujar McKenna. "Dari usia dini, kita mempersenjatai bayi dan anak-anak dengan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjadi mandiri. Tidur bersama dengan ibu atau pengasuh akan memberi dukungan yang dibutuhkan bayi. Ia menanggapi suara-suara, gerakan dan reaksi dari ibu atau pengasuh mereka."

Mitos #5: Tidur bersama bayi akan memadamkan kemesraan antara Anda dan pasangan
McKenna mengatakan hal itu konyol. "Siapa pun yang bilang pernikahan mereka gagal karena anak mereka tidur bersama mereka, berarti tidak melihat masalah yang lebih besar. Tidak ada data pendukung gagasan bahwa tidur bersama bayi adalah penyebab masalah tersebut.. Tidur bersama anak adalah suatu perjanjian yang Anda buat sebelum punya bayi.”

Mitos #6: Seorang anak perlu tidur sendirian di malam hari

Sebenarnya, ruang yang tenang tidak selalu menjamin tidur yang pulas. "Bayi memerlukan rangsangan sensorik," ujar McKenna. "Mereka perlu mendengar, mendengarkan dan bereaksi pada tindakan ibu, pengasuh atau ayah mereka. Itu normal dan primitif. Untuk menempatkan bayi sendirian di sebuah ruangan dan menutup pintu tidak membantu bayi untuk belajar, menumbuhkan, dan mengembangkan kemampuan sensorik mereka. Ketika bayi pertama kali tiba di dunia, dia membangun hubungan dengan ayah ibunya atau pengasuhnya. Dia bergantung pada orang-orang itu untuk membantu mengajarinya bereaksi."

Mitos #7: Orangtua yang tidur bersama anak itu tidak bertanggung jawab

"Masyarakat beranggapan bahwa tidak menjadi masalah untuk menilai orangtua yang tidur bersama dan berbagi tempat tidur," ujar McKenna. "Orangtua memiliki hak untuk memutuskan apa yang tepat bagi mereka, apa yang aman bagi mereka, apa yang terbaik untuk mereka dan bayinya, dan praktik terbaik yang ingin mereka ikuti." Jika Anda merasa nyaman melakukannya — dan Anda telah mempersiapkan tindakan pencegahan sebanyak yang Anda bisa — percayalah pada intuisi Anda bahwa hal itu adalah pengaturan tidur yang tepat untuk keluarga Anda.

Mitos dan Fakta tentang Tidur Bersama Anak

James McKenna, seorang profesor antropologi di University of Notre Dame dan direktur Mother-Baby Behavioral Sleep Laboratory mengatakan, tidur bersama anak dapat menjadi pilihan yang baik bagi beberapa keluarga. Kami meminta James memberi penjelasan di balik beberapa mitos yang paling sering kita dengar.

Mitos #1: Tidur dengan anak selalu berbahaya
Takut tidur bersama anak itu biasa. Apalagi mengingat peringatan dari American Academy of Pediatrics (AAP) dan US Consumer Product Safety Commission yang mengatakan bahwa membiarkan bayi tidur di tempat tidur Anda dapat membuat mereka mengalami SIDS (sindrom kematian bayi mendadak). Tapi ada cara untuk aman tidur bersama.

Definisi tidur bersama anak itu bervariasi, tidak selalu berarti berbagi tempat tidur. "Menempatkan bayi di kamar yang sama atau di samping tempat tidur sudah dianggap tidur bersama," ujar McKenna. Dan meski AAP menyarankan tidak membiarkan bayi di bawah usia satu tahun tidur di tempat tidur Anda, mereka merekomendasikan membiarkan bayi tidur dalam boks yang aman atau keranjang dalam jangkauan tangan Anda sebagai cara mengurangi risiko SIDS pada bayi.

McKenna setuju bahwa bersama dengan bayi Anda sepanjang malam benar-benar dapat membantu melindunginya. "Dengan tidur di samping bayi, ibu akan membantu stabilitas pernapasan bayi... Tidak ada alasan ilmiah yang mengatakan tidur bersama itu tidak baik. Kecelakaan, tentu saja, bisa terjadi. Dan segala hal pasti ada risikonya."

Mitos #2: Tidak ada teman Anda yang melakukannya
McKenna mengatakan bahwa lebih dari 80 persen ibu menyusui tidur bersama anak-anak mereka dan mayoritas orangtua melakukannya pada beberapa waktu tertentu. Jika anak Anda tidur di tempat tidur Anda, Anda bukanlah satu-satunya orang yang melakukannya.

Mitos #3: Bayi yang tidur bersama akan menjadi manja

Tidur di samping mama bukan tentang menjadi manja atau tidak, ujar McKenna. Ini tentang biologi. "Bayi merasa aman ketika berada di samping ibu mereka, terlepas dari apakah sang ibu tidur bersama mereka atau hanya memegangnya," ujarnya. "Bayi dirancang untuk melakukan ini, dan itu penting untuk perkembangan mereka. Mereka bergantung pada ibunya."

Mitos #4: Bayi tidak akan pernah belajar mandiri jika ia tidur bersama ibunya

"Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang tidur bersama ibunya sering tumbuh menjadi lebih berani dan lebih mandiri daripada bayi yang tidur sendiri," ujar McKenna. "Dari usia dini, kita mempersenjatai bayi dan anak-anak dengan dukungan yang mereka butuhkan untuk menjadi mandiri. Tidur bersama dengan ibu atau pengasuh akan memberi dukungan yang dibutuhkan bayi. Ia menanggapi suara-suara, gerakan dan reaksi dari ibu atau pengasuh mereka."

Mitos #5: Tidur bersama bayi akan memadamkan kemesraan antara Anda dan pasangan
McKenna mengatakan hal itu konyol. "Siapa pun yang bilang pernikahan mereka gagal karena anak mereka tidur bersama mereka, berarti tidak melihat masalah yang lebih besar. Tidak ada data pendukung gagasan bahwa tidur bersama bayi adalah penyebab masalah tersebut.. Tidur bersama anak adalah suatu perjanjian yang Anda buat sebelum punya bayi.”

Mitos #6: Seorang anak perlu tidur sendirian di malam hari

Sebenarnya, ruang yang tenang tidak selalu menjamin tidur yang pulas. "Bayi memerlukan rangsangan sensorik," ujar McKenna. "Mereka perlu mendengar, mendengarkan dan bereaksi pada tindakan ibu, pengasuh atau ayah mereka. Itu normal dan primitif. Untuk menempatkan bayi sendirian di sebuah ruangan dan menutup pintu tidak membantu bayi untuk belajar, menumbuhkan, dan mengembangkan kemampuan sensorik mereka. Ketika bayi pertama kali tiba di dunia, dia membangun hubungan dengan ayah ibunya atau pengasuhnya. Dia bergantung pada orang-orang itu untuk membantu mengajarinya bereaksi."

Mitos #7: Orangtua yang tidur bersama anak itu tidak bertanggung jawab

"Masyarakat beranggapan bahwa tidak menjadi masalah untuk menilai orangtua yang tidur bersama dan berbagi tempat tidur," ujar McKenna. "Orangtua memiliki hak untuk memutuskan apa yang tepat bagi mereka, apa yang aman bagi mereka, apa yang terbaik untuk mereka dan bayinya, dan praktik terbaik yang ingin mereka ikuti." Jika Anda merasa nyaman melakukannya — dan Anda telah mempersiapkan tindakan pencegahan sebanyak yang Anda bisa — percayalah pada intuisi Anda bahwa hal itu adalah pengaturan tidur yang tepat untuk keluarga Anda.
Ghiboo.com - Asupan garam yang tinggi sudah dikenal sebagai penyebab penyakit jantung dan hipertensi.

Terbaru, berlebihnya asupan garam juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis (MS).

Penyakit autoimun ditandai dengan sistem imun tak hanya melawan virus atau bakteri tetapi juga sel-sel jaringan yang sehat. Umumnya, penyakit ini disebabkan kelebihan produksi sel TH17.

Penelitian dalam Journal Nature menemukan bahwa makanan tinggi garam dapat menghasilkan lebih banyak sel TH17. "Jika Anda terus-menerus meningkatkan asupan garam, maka jumlah sel-sel TH17 akan terus naik," ungkap Vijay Kuchoro, imunologi dari righam and Women?s Hospital in Boston, dilansir dari Nature (14/3).

Yang mengkhawatirkan adalah kebiasaan menyantap makanan siap saji dan olahan. Penelitian menemukan orang yang memakan fast food lebih dari sekali dalam seminggu menunjukkan adanya peningkatan level sel inflamasi yang rusak. Ini menandakan bahwa sistem imun akan memberikan respons yang sama pada bakteri atau virus dan sel-sel sehat.

Ghiboo.com - Asupan garam yang tinggi sudah dikenal sebagai penyebab penyakit jantung dan hipertensi.

Terbaru, berlebihnya asupan garam juga dapat meningkatkan risiko penyakit autoimun, seperti multiple sclerosis (MS).

Penyakit autoimun ditandai dengan sistem imun tak hanya melawan virus atau bakteri tetapi juga sel-sel jaringan yang sehat. Umumnya, penyakit ini disebabkan kelebihan produksi sel TH17.

Penelitian dalam Journal Nature menemukan bahwa makanan tinggi garam dapat menghasilkan lebih banyak sel TH17. "Jika Anda terus-menerus meningkatkan asupan garam, maka jumlah sel-sel TH17 akan terus naik," ungkap Vijay Kuchoro, imunologi dari righam and Women?s Hospital in Boston, dilansir dari Nature (14/3).

Yang mengkhawatirkan adalah kebiasaan menyantap makanan siap saji dan olahan. Penelitian menemukan orang yang memakan fast food lebih dari sekali dalam seminggu menunjukkan adanya peningkatan level sel inflamasi yang rusak. Ini menandakan bahwa sistem imun akan memberikan respons yang sama pada bakteri atau virus dan sel-sel sehat.

Jumat, 22 Februari 2013

Menentukan Kebutuhan VS Keinginan

Apakah kebutuhan? Apakah keinginan? Apakah memang perbedaannya ternyata tipis sekali? Apakah kedua hal ini bisa menyebabkan terjadinya “kudeta” atas arus kas keuangan pribadi?

Kebutuhan berarti beberapa pengeluaran dikeluarkan untuk hal yang rutin dibayarkan setiap periode waktu tertentu. Biasanya beberapa hal yang termasuk di dalamnya adalah kegiatan menabung atau investasi, pembayaran asuransi, keperluan anak, keperluan rumah tangga, keperluan transportasi, serta pembayaran cicilan.

Keinginan merupakan hasrat, kehendak, hal apa yang diinginkan, yang terkadang dijalankan sebagai mimpi. Dalam hal ini biasanya termasuk dalam pengeluaran pribadi, biasanya dikategorikan hanya untuk memuaskan atau hasrat membelanjakan sesuatu yang belum tentu dibutuhkan sama sekali.

Dalam kebutuhan yang biasanya dikeluarkan secara rutin, bisa juga terselip keinginan. Contoh: penggunaan beras. Biasanya dibeli jenis setra ramos, namun pada saat tertentu terjadi perubahan pola menjadi jenis pandan wangi organik yang harganya ternyata lebih mahal dari yang sebelumnya.

Dengan contoh sederhana di atas, pengeluaran sudah telanjut terjadi, bahkan mungkin setiap bulan. Jika hal ini terus terjadi, perbedaan antara kebutuhan dan keinginan menjadi tipis sekali.

Maka menjadi penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi “kudeta” dalam pola pengeluaran yaitu dengan cara kedisiplinan. Dengan contoh di atas dalam hal pembelian beras, usahakan sebelum melakukan belanja rutin, lakukan pencatatan hal-hal apa yang akan dibeli sehingga saat berbelanja sudah terfokus pada catatan tersebut.

Semoga hal ini dapat membantu dan menolong Anda agar lebih disiplin serta terpola dalam hal pengeluaran rutin untuk kebutuhan.