Kamis, 13 Juni 2013

Menangani Anak Korban Kekerasan

Pada dasarnya setiap orang tua tentu menyayangi anaknya. Akan tetapi dalam menghadapi tingkah laku anak, tidak jarang orangtua hilang kesabaran sehingga tidak segan menggunakan kekerasan. Cara tersebut digunakan sebagai bentuk hukuman yang diharapakan bisa menimbulkan efek jera bagi anaknya.

Berikut ini terdapat beberapa bentuk kekerasan terhadap anak yang harus Anda hindari:

1. Kekerasan fisik:
suatu tindakan kekerasan yang bersentuhan langsung dengan tubuh atau fisik, baik yang meninggalkan bekas maupun yang tidak berbekas, seperti memukul, menampar, mencubit, dan menjambak.

2. Kekerasan verbal:
suatu bentuk komunikasi berbahasa berupa kata-kata yang di dalamnya mengandung unsur pelecehan atau penghinaan, seperti berbicara kasar, membentak, menghardik, memberikan sebutan yang tidak pantas (labeling).
3. Kekerasan seksual: seperti melakukan pencabulan, sodomi, dan inses.

Kekerasan pada anak harus dihindari dengan cara apa pun, karena dampaknya pada anak adalah sebagai berikut:
 
• Dampak psikis: kekerasan dapat menyebabkan terguncangnya kondisi jiwa atau psikologis anak. Anak dapat mengalami depresi, trauma, fobia, maupun gangguan seksual.
 
• Dampak fisik: dapat menyebabkan luka, seperti luka memar serta dapat menimbulkan suatu penyakit maupun trauma pada daerah tubuh tertentu.
 
• Dampak sosial: anak korban kekerasan dapat mengalami pengucilan oleh masyarakat di sekitarnya, bahkan dapat menimbulkan sebutan (julukan) baru yang tidak pantas bagi anak, seperti "anak korban pemerkosaan".

Bagaimana cara mengatasi dampak kekerasan terhadap anak ?
1. Menjauhkan anak dari lingkungan atau keadaan yang menyebabkan anak dapat mengingat kembali peristiwa kekerasan yang telah menimpanya.
2. Dampingi anak dalam beberapa kegiatan yang dilakukannya.
3. Buatlah suasana yang aman dan nyaman bagi anak Anda.
4. Orangtua hendaknya lebih waspada terhadap orang-orang yang berada di sekeliling anaknya.
5. Jelaskan kepada anak Anda tentang arti kekerasan, dengan cara mengatakan kepadanya bahwa tidak boleh membiarkan siapapun menggunakan kekerasan, terutama terhadap anak-anak.
6. Melibatkan anak dalam berbagai macam kegiatan positif, seperti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah.
7. Mengaktivasi otak kanannya dengan berbagai kegiatan seni seperti menggambar, melukis,  dan bermain musik agar menjadi suatu bentuk trauma healing bagi anak-anak.
8. Menggunakan terapi psikologis tertentu jika dibutuhkan.
9. Kenali rasa takut yang mungkin dialami anak Anda dan bersikap peka terhadap apapun yang dirasakannya.
10. Orangtua hendaknya jangan meninggalkan anaknya sendirian tanpa ada orang terdekat dan terpercaya yang mengawasinya.

Demi menghindari sikap kekerasan terhadap anak Anda, kenalilah faktor yang menyebabkan terjadinya kekerasan pada anak:

• Faktor internal:
faktor yang berasal dari dalam lingkungan pribadi anak, seperti disfungsi keluarga (peran orangtua yang tidak berfungsi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya), stres yang dialami keluarga (lahirnya anak yang tidak diharapkan, maupun orangtua yang mengalami PHK), stres yang dialami anak (kondisi anak yang berbeda, atau anak yang memiliki perkembangan mental berbeda).
 
• Faktor eksternal: faktor yang berasal dari lingkungan di sekitar anak, seperti faktor ekonomi (faktor yang paling banyak terjadi), faktor sosial (kesenjangan ekonomi, tempat tinggal yang tidak memadai, tingkat kriminalitas tinggi), faktor media sosial (maraknya tayangan televisi dan perkembangan internet yang mengandung unsur kekerasan, sehingga menjadi model bagi perilaku masyarakat).

Sumber: www.MeetDoctor.com
Penulis: Gizca
Reviewed by: Nuraini Dyah R., S.Psi
Counselor di SD.Semesta Bilingual School Semarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar