Jumat, 22 Februari 2013

Ilmuwan Temukan Obat Kanker dari Jamur Pembunuh Ulat

Para ilmuwan mengklaim telah berhasil menghasilkan obat bernama Cordycepin yang berasal dari jamur ulat Cordyceps sinensis. Namun, pengobatan yang menjanjikan ini masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. 

Jamur Ulat Cordyceps Sinensis 
 
Ulat yang berasal dari dataran tertinggi (plato) Tibet ini memiliki musuh terbesar bernama Cordyceps sinensis atau biasa dikenal sebagai jamur ulat. Ulat-ulat pasti langsung mati ketik diserang oleh jamur ini. Sebab, ulat diserang ketika berada dalam kondisi paling rapuh, saat berhibernasi. Dalam kondisi suhu minus 40 derajat Celcius di plato tersebut, ulat-ulat biasanya akan berhibernasi, dan di situlah jamur-jamur ini menanti.

Tapi, jamur ini ternyata memiliki fungsi berbeda bagi manusia. Para ilmuwan akhirnya menghasilkan obat bernama Cordycepin yang berasal dari jamur Cordyceps. Obat ini dijanjikan berfungsi sebagai anti-kanker. Dijelaskan dalam jurnal yang dirilis di University of Nottingham School of Pharmacy, Inggris, Cordycepin memiliki anti-inflamasi yang kuat.

Inflamasi adalah reaksi alami tubuh terhadap rangsangan negatif dan jadi bagian penting dari sistem imunitas manusia. Namun, inflamasi yang tidak terkontrol bisa menyebabkan asma, radang sendi, dan memperparah berbagai penyakit, termasuk kanker. Obat anti-inflamasi yang ada saat ini tidak berkhasiat manjur bagi beberapa pasien. Di sinilah peran Cordycepin dibutuhkan.
Meski demikian, masih diperlukan penelitian lebih mendalam sebelum akhirnya diujikan pada pasien. Saat ini, selain diketahui keunggulannya, Cordycepin juga memiliki efek samping berupa melemahkan sistem imun dan menghalangi penyembuhan luka.

“Uji klinis terhadap Cordycepin bukanlah rencana kami dalam waktu dekat. Karena kami harus mengerti obat ini secara rinci sebelum akhirnya mengambil risiko mengobati pasien,” ujar kepala ilmuwan Cornelia de Moor, seperti dikutip National Geographic Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar