Kamis, 15 November 2012

Pesona Indonesia

Puncak Jaya, Pegunungan Jayawijaya Papua




Puncak Jaya
Bagi seorang pendaki gunung, pegunungan Jayawijaya yang berada di propinsi Papua, Indonesia merupakan salah satu gunung favorit yang harus ditaklukkan. Meski hanya sedikit pendaki yang mampu atau pernah kesana. Memang pegunungan yang puncaknya tertutupi oleh salju abadi ini merupakan pegunungan tertinggi di Indonesia. Pegunungan ini terbentang memanjang di tengah propinsi Papua Barat dan Papua di Indonesia sampai Papua Newguinea di pulau Irian. Puncak pegunungan Jayawijaya ini bernama Carstensz Pyramide yang diambil dari penemunya yaitu orang Belanda bernama Carstensz.
Pegunungan Jayawijaya memiliki ketinggian 4.800 meter dpl. Meskipun terletak di ketinggian yang super dan berselimut salju di puncaknya, pegunungan ini ternyata terbentuk karena adanya pengangkatan dasar laut yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Ini dibuktikan dengan ditemukannya fosil kerang laut yang dapat dilihat di batuan gamping di pegunungan tersebut. Sehingga tak heran bila pegunungan ini menjadi surga bagi ahli Geologi selain surga bagi para pendaki gunung. Bisa kita bayangkan, bila gunung setinggi ini dulunya adalah laut, bagaimana dengan pulau lainnya di Indonesia, pasti semua masih berupa lautan pada ribuan tahun silam.
Menurut teori geologi, awalnya dunia kita ini hanya memiliki sebuah benua saja yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Akhirnya benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua Laurasia dan Eurasia. Benua Eurasia sendiri pecah kembali menjadi benua Gonwana yang kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India dan Australia.
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng bumi antara lempeng Indo Pasifik dengan lempeng Indo Australia di dasar laut sehingga menghasilkan busur pulau yang juga merupakan cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Pegunungan Jayawijaya
Menurut penelitian, salju yang ada di puncak Jayawijaya diperkirakan akan mencair atau habis seperti yang terjadi pada gunung Kilimanjaro di Tanzania dikarenakan perubahan iklim secara global yang terjadi di daerah tropis. Jadi sangat disayangkan sekali kalau perkiraan para ahli itu benar, kita tidak lagi memiliki salju yang berada di negeri ini. Selagi salju di puncak jaya masih ada tidak ada salahnya bila sobat khususnya yang mempunyai hobi mendaki dan yang berkantong cukup tebal untuk mencoba menaklukkannya. Karena untuk menuju kesana dibutuhkan stamina yang prima dan dana yang tidak sedikit untuk akomodasi, konsumsi, peralatan dan transportasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar